malinkundang mendapat kutukan menjadi batu' 'unsur ins dan ekstrinsik cerita rakyat ukiranjemariku june 14th, 2018 - unsur unsur instrinsik tema si sigarlaki yang gegabah dan si limbat yang sabar dikutip dari tanpa pikir panjang si sigarlaki' 'malin kundang cerita dongeng indonesia may 6th, 2018 - keluarga itu mempunyai seorang anak yang diberi
Unsurintrinsik dari cerita malin kundang Brainly co id. Cerita Rakyat Malin Kundang Si Anak Durhaka Zona Siswa. Cerita Rakyat Malin Kundang » LokerSeni. 1 / 5. Tolong bikinin sinopsis malin kundang dong Yahoo Answers. maling karya Lidya Kartika Dewi Bimpri PPT 19.
Cerita Malin Kundang cukup populer di masyarakat Indonesia. Novel yang memiliki latar Padang Sumatra Barat ini menjadi cerita rakyat yang melegenda dari masa ke masa. Namun setiap para penulis memiliki alur cerita yang berbeda-beda termasuk yang diceritakan oleh Titis Asmarandana di novelnya. Penasaran dengan isi bukunya? Kamu bisa baca resensi novel Malin Kundang di artikel ini. Yuk simak! Identitas Novel Judul NovelMalin KundangPenulisTitis AsmarandanaJumlah halaman128 halamanUkuran buku24×16 cmPenerbitPT Dua Media TebalKategoriFiksiTahun Terbit2010Harga novelRp. Buku Malin Kundang si anak durhaka ini merupakan karya dari Titis Asmarandana. Yang diterbitkan pada tahun 2010. Novel ini memiliki ketebalan 128 halaman dan diterbitkan oleh PT. Dua Media Tebal. Sinopsis Novel Malin Kundang Dikisahkan bahwa Malin Kundang adalah salah seorang pemuda yang tinggal di pesisir pantai di wilayah Sumatera Barat. Ia tinggal bersama kedua orang tuanya dengan kondisi ekonomi yang memprihatinkan. Karena sebab itu, ayah Malin Kundang memutuskan untuk berlayar ke seberang merantau agar memperoleh uang yang lebih banyak. Tetapi, hari demi hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, hingga tahun ke tajun. ayah Malin Kundang tidak juga pulang. Sejak saat itu, Malin hanya tinggal berdua dengan ibunya di sebuah gubuk kecil. Melihat kondisi ekonomi ibunya yang memperihatinkan Malin merasa sedih dan tidak tega melihat ibundanya banting tulang untuk menafkahi dirinya. Hal tersebut memperkuat dirinya untuk memutuskan ia akan merantau ke negeri seberang. Awalnya ibunya tidak mengijinkannya merantau. Tetapi, Malin terus bertekad untuk meminta ijin kepada ibunya merantau ke negeri seberang. Dengan berat hati akhirnya, ibunda malin mengijinkannya. Namun, telah lama merantau, Malin tak kunjung juga untuk pulang. Bahkan ibunda Malin telah mendapatkan kabar bahwa Malin telah menjadi orang sukses dan kaya di negeri seberang sana. Ia pun merasa sangat senang dan bersyukur jika hal tersebut benar terjadi kepada anaknya. Dan suatu hari, Malin melakukan perjalanan bersama istrinya untuk urusan bisnis ke kampung halamannya. Tetapi, sesampainya di kampung halamannya, Malin bertemu dengan ibunya dan malah memakinya sambil mengatakan bahwa wanita itu bukan ibunya. Malin tak mengakui ibu kandungnya sendiri. Merasa sakit hati, ibunya pun mengutuknya menjadi batu. Unsur Intrinsik Novel Dalam resensi novel Malin Kundang terdapat unsur intrinsik di dalamnya, diantaranya adalah 1. Tema Tema yang diangkat dalam novel Malin Kundang ini yaitu kehidupan keluarga miskin yaitu seorang ibu tua dan anak yang durhaka kepada ibunya. 2. Tokoh dan Penokohan Berikur merupakan beberapa tokoh yang terdapat dalam novel, yaitu adalah Malin kundang, ia merupakan pemuda yang pandai, mudah bergaul, rajin, dan sombong Ibu tua, sabar, pekerja keras, bijaksana, dan tidak mudah putus asa Nahkoda, tegas baik hati, suka menolong, bijaksana Anak kapal, mudah bergaul, suka menolong 3. Alur Alur yang digunakan dalam novel malin kundang ini menggunakan alur maju dimana dari awal cerita hingga akhir diceritakan seacara runtut dan teratur. 4. Latar Waktu Latar waktu yang digunakan dalam novel malin kundang yaitu pagi hari, siang hari, sore hari dan juga malam hari. 5. Latar Tempat Latar tempat yang digunakan dalam novel yaitu di Padang Sumatra Barat. 6. Sudut Pandang Sudut pandang yang digunakan dalam novel Malin Kundang ini yaitu menggunakan sudut pandang ketiga yang serba tahu. 7. Gaya Bahasa Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini yaitu menggunakan gaya bahasa yang ringan dan mudah di pahami karena menggunakan gaya bahasa sehari-hari. 8. Amanat Amanat yang terkandung dalam novel malin kundang adalah ibu merupakan bagian terpenting dalam sebuah kehidupan. Maka sayangilah ibumu selagi masih hidup jangan sia-siakan dimasa hidupnya. Karena pengorbanan seorang ibu tidak ada batas untuk anaknya. Unsur Ekstrinsik Novel Berikut merupakan unsur ekstrinsik yang terdapat dalam novel malin kundang diantaranya adalah 1. Nilai Sosial Cerita Malin Kundang merupakan cerita rakyat yang hidup di hati masyarakat tidak hanya di ranah Minang melainkan dikenal secara nasional. Cerita tersebar karena diceritakan dari mulut ke mulut. 2. Nilai Moral Kehidupan Malin Kundang yang teramat miskin hingga ia menjadi kaya menjadikan sirinya sombong dan itu merupakan perilaku yang tidak patut di contoh. 3. Nilai Ekonomi Keadaan ibu Malin Kundang yang kini menjanda harus bisa bertahan hidup dari kemiskinan yang kian menyulitkannya. Kelebihan Novel Novel ini mengajarkan kita akan arti sebuah pengorbanan, kesabaran, ketegaran dan kerja keras Ceritda dan kisah menarik di sepanjang jaman Bahasa yang ringan dan mudah dipahami oleh semua kalangan Alur cerita mudah dan enak diikuti Kekurangan Novel Halaman novel kurang tebal Ada beberapa sesi cerita yang cukup panjang dan sedikit membosankan karena intinya sama saja Pesan Moral Novel Malin Kundang Terakhir dari resensi novel Malin Kundang yaitu pesan moral yang terkandung dalam novel tersebut adalah ibu merupakan bagian terpenting dalam sebuah sayangilah ibumu selagi masih hidup jangan sia-siakan dimasa hidupnya. Karena pengorbanan seorang ibu tidak ada batas untuk anaknya. April20th, 2018 - Unsur Intrinsik Dari Cerita Malin Kundang 2440393 1 Tema Kedurhakaan Terhadap Orang Tuanya 2 Tokoh A Malin Kundang' 'Naskah Drama Bahasa Inggris Malin Kundang » Terbaru 2016 May 1st, 2018 - Nah itulah tadi artikel tentang Naskah Drama Bahasa Inggris Malin Kundang yang bisaMalin Kundang Alkisah, hiduplah seorang perempuan miskin di sebuah kampung nelayan di Pantai Air Manis. Perempuan miskin setengah baya tersebut mempunyai seorang anak lelaki tunggal bernama Malin Kundang. Malin Kundang sejak kecil telah ditinggal mati oleh bapaknya. Jadilah Malin Kundang anak yatim, yang sehari-hari dirawat dan dibesarkan oleh ibunya dengan mencari kayu api atau menangkap ikan di tepi pantai. Dengan penuh kasih sayang Malin Kundang dibesarkan ibunya hingga beranjak remaja. 1 Pada suatu hari di tengah deruan ombak pantai Air Manis, Malin Kundang mengutarakan maksud hatinya kepada ibunya. Malin Kundang bermaksud untuk pergi merantau ke negeri seberang guna merubah nasib hidup dan masa depannya. Sang ibu tak kuasa menahan dan melepas anak yang dicintai dengan cucuran air mata. Tinggallah ibunya seorang diri dan berdo’a semoga Malin Kundang berhasil di rantau orang. 2 Bulan berganti, tahun berlalu, terdengarlah berita dari nakhoda yang sering berlabuh di Pantai Air Manis. Sungguh tak dapat dibayangkan ternyata Malin Kundang telah menjadi kaya dan mempunyai istri yang cantik di rantau sana. Alangkah bahagianya ibu Malin Kundang mendengar kabar baik tersebut. Tiap malam sang ibu berdo’a semoga Malin Kundang segera kembali. Sungguh sang ibu sangat merindukannya. 3 Pada suatu hari merapatlah sebuah kapal besar membawa Malin Kundang di pantai Air Manis. Hati sang ibu sungguh sangat bahagia, karena do’anya dikabulkan Tuhan untuk dapat kembali bertemu dengan anaknya yang telah berpuluh tahun pergi jauh dari pangkuannya. Main Kundang tampak gagah turun dari kapal bersama istri cantiknya. “Malin, Malin, ini ibu nak“, sahut ibu sambil berlinangan air mata karena bahagianya. Akan tetapi ternyata Malin Kundang telah berubah dan sombong, ia tidak mau mengakui wanita yang datang dengan baju yang compang-camping itu sebagai ibunya. “Saya tidak punya ibu yang hina dan miskin seperti kamu, dasar tua bangka yang tak tahu diri!”, begitu kata Malin Kundang kepada wanita yang memang adalah ibu kandungnya. Hati sang ibu tersayat bak sembilu, bagai petir disiang hari, tak disangka anak yang disayangi dan dirindukan sepanjang hari melukai hatinya dan durhaka kepadanya. 4 Malin Kundang lantas berlalu dan meninggalkan ibunya yang masih bersimpuh sambil menangis sedih. Tak lama kemudian kapal Malin Kundang mulai bergerak meninggalkan sandaran. Sang ibu berdo’a sambil meneteskan air mata. “Ya Tuhan, kalau memang Malin Kundang anakku, tunjukkanlah kebesaran-Mu kepada ku”. 5 Tak lama kemudian datanglah badai disertai petir dan gelombang laut yang dahsyat. Tak pelak kapal Malin Kundang dihantam gelombang laut yang datang secara tiba-tiba. Malin Kundang sempat memanggil nama ibunya, namun kebesaran Tuhan telah datang, Malin Kundang si anak durhaka tenggelam bersama kapalnya dan terdampar di tepi Pantai Air Manis. Konon karena kutukan ibunya, Malin Kundang bersama istrinya berubah menjadi batu. 6 Unsur Instrinksik Dari Cerpen “ Malin Kundang “ 1. Tema Kedurhakaan terhadap Orang Tuanya Bukti Terletak pada paragraph ke 4 “Akan tetapi ternyata Malin Kundang telah berubah dan sombong, ia tidak mau mengakui wanita yang datang dengan baju yang compang-camping itu sebagai ibunya. “Saya tidak punya ibu yang hina dan miskin seperti kamu, dasar tua bangka yang tak tahu diri!”, begitu kata Malin Kundang kepada wanita yang memang adalah ibu kandungnya. Hati sang ibu tersayat bak sembilu, bagai petir disiang hari, tak disangka anak yang disayangi dan dirindukan sepanjang hari melukai hatinya dan durhaka kepadanya. “ 2. Tokoh a. Malin Kundang b. Ibu Malin Kundang 3. Perwatakan a. Malin Kundang Protagonis dan Antagonis Bukti Terletak pada Paragraf ke 2 dan 4 “Malin Kundang bermaksud untuk pergi merantau ke negeri seberang guna merubah nasib hidup dan masa depannya”Protagonis “Akan tetapi ternyata Malin Kundang telah berubah dan sombong, ia tidak mau mengakui wanita yang datang dengan baju yang compang-camping itu sebagai ibunya. “Saya tidak punya ibu yang hina dan miskin seperti kamu, dasar tua bangka yang tak tahu diri!”, begitu kata Malin Kundang kepada wanita yang memang adalah ibu kandungnya. Hati sang ibu tersayat bak sembilu, bagai petir disiang hari, tak disangka anak yang disayangi dan dirindukan sepanjang hari melukai hatinya dan durhaka kepadanya.” Antagonis b. Ibu Malin Kundang Baik Hati dan Penyayang Protagonis Bukti Terletak pada paragraph ke 1 dan 2 “Jadilah Malin Kundang anak yatim, yang sehari-hari dirawat dan dibesarkan oleh ibunya dengan mencari kayu api atau menangkap ikan di tepi pantai. Dengan penuh kasih sayang Malin Kundang dibesarkan ibunya hingga beranjak remaja.” “Sang ibu tak kuasa menahan dan melepas anak yang dicintai dengan cucuran air mata. Tinggallah ibunya seorang diri dan berdo’a semoga Malin Kundang berhasil di rantau orang.” 4. Alur Maju 5. Latar a. Latar Tempat Di Pantai Air Manis Terletak Pada Paragraf ke 1 “Alkisah, hiduplah seorang perempuan miskin di sebuah kampung nelayan di Pantai Air Manis.” Terletak pada paragraph ke 2 “Pada suatu hari di tengah deruan ombak pantai Air Manis, Malin Kundang mengutarakan maksud hatinya kepada ibunya” Terletak pada paragraph ke 3 “Bulan berganti, tahun berlalu, terdengarlah berita dari nakhoda yang sering berlabuh di Pantai Air Manis.” Terletak pada paragraph ke 4 “Pada suatu hari merapatlah sebuah kapal besar membawa Malin Kundang di pantai Air Manis.” Terletak pada paragraph ke 6 “Pada suatu hari merapatlah sebuah kapal besar membawa Malin Kundang di pantai Air Manis.” b. Latar Waktu Siang dan Malam Terletak pada paragraph ke 3 dan 4 “Tiap malam sang ibu berdo’a semoga Malin Kundang segera kembali. Sungguh sang ibu sangat merindukannya. “ 3 “Hati sang ibu tersayat bak sembilu, bagai petir disiang hari, tak disangka anak yang disayangi dan dirindukan sepanjang hari melukai hatinya dan durhaka kepadanya.”4 c. Latar Suasana Bahagia dan Menyedihkan Terletak pada paragraph ke 2 “Sang ibu tak kuasa menahan dan melepas anak yang dicintai dengan cucuran air mata.” Terletak pada paragraph ke 3 “Alangkah bahagianya ibu Malin Kundang mendengar kabar baik tersebut.” Terletak pada paragraph ke 4 ““Malin, Malin, ini ibu nak“, sahut ibu sambil berlinangan air mata karena bahagianya. Akan tetapi ternyata Malin Kundang telah berubah dan sombong, ia tidak mau mengakui wanita yang datang dengan baju yang compang-camping itu sebagai ibunya. “Saya tidak punya ibu yang hina dan miskin seperti kamu, dasar tua bangka yang tak tahu diri!”, begitu kata Malin Kundang kepada wanita yang memang adalah ibu kandungnya. Hati sang ibu tersayat bak sembilu, bagai petir disiang hari, tak disangka anak yang disayangi dan dirindukan sepanjang hari melukai hatinya dan durhaka kepadanya.” 6. Amanat “ Janganlah durhaka terhadap orang tua apalagi terhadap ibu kita. Durhaka terhadap orang tua apalagi terhadap seorang ibu merupakan perilaku yang tercela dan sangat dilarang oleh agama. Ingatlah bahwa Surga berada di bawah telapak kaki ibu. Oleh karena itu, berprilaku baik dan lemah lembut lah terhadap ibu kita.” 7. Sudut Pandang Orang Ketiga.
.