Mantan ajudan Presiden Jokowi, Kolonel Inf Rudy Saladin MA memperoleh promosi brigjen sebagai Komandan Korem 061/Suryakancana, Bogor. Rudy pun menjadi alumni Akmil 1997 pertama yang memperoleh pangkat jendral bintang satu. Karier Rudy Saladin memang istimewa. Ia meraih Adhi Makayasa dan Tri Sakti Wiratama sekaligus saat lulus Akmil 1997. Kariernya langsung meroket begitu menjabat ajudan Presiden Jokowi tahun 2019-2021. Simak –> Daftar Ajudan Presiden Jokowi dari Masa ke Masa, Kini Alumni 1998 Brigjen TNI Rudy Saladin menggantikan Brigjen TNI Achmad Fauzi yang dimutasi sebagai Dirjianbang Seskoad. Brigjen TNI Rudy Saladin, MA lahir 17 September 1975 46 tahun. Sebelum menjadi Korem 061/Suryakancana, Bogor, Rudy menjabat Komandan Korem 074/Warastratama. Rudy lahir di Ujung Pandang, Sulawesi Selatan dan memiliki istri bernama Chrisma Virawanti, Riwayat Pendidikan • SMA Taruna Nusantara 1994 • Akademi Militer 1997 • Sekolah Staf dan Komandan Angkatan Darat di US Army Command and General Staff College Fort Leavenworth, Amerika Serikat • Advanced Infantry Officers Course sekolah lanjutan perwira i SAFTI Singapura tahun 2003 • S-2 Hubungan Internasional di Webster University St. Louis, Missouri, Amerika Serikat Riwayat Jabatan • Danton Yonif Linud 328/Dirgahayu • Danki Yonif Linud 328/Dirgahayu • Perwira Staf Operasi • Kasi Brigif Linud 17/Kujang I • Wadan Yonif Linud 330/Tri Dharma • Pabandya Ops Kodam VI/Mulawarman • Danyonif 613/Raja Alam • Dandim 1008/Tanjung Tabalong • Waaspers Kasdivif 1/Kostrad • Sespri Kasad • Danbrigif 6/Trisakti Baladaya 2017—2018 • Asops Kodam VI/Mulawarman 2018—2019 • Ajudan Presiden RI 2019—2021 • Komandan Korem 074/Warastratama 2021 – 2022 • Komandan Korem 061/Suryakancana 2022-sekarang Lihat Juga Kolonel Inf Rudy Saladin, Terbaik 1997 dan Kini Danrem Warastratama
Selainitu, Akmil juga sudah merevisi Peraturan Khusus Taruna (Perkhustar) dan Evaluasi Hasil Belajar (EHB) yang didalamnya antara lain memuat aturan bagi Taruni. Bahkan, Akmil juga sudah mendesain untuk memasukkan materi kewanitaan dalam pengasuhan serta menyiapkan para pengasuh yang potensial dari Korps Wanita TNI AD untuk Taruni.
Nasional BuddyKu Rabu, 22 Maret 2023 - 0657 LULUSAN Akmil 1997 sekarang ini rata-rata sudah mencapai pangkat kolonel. Namun, di antara mereka, ada yang telah menjadi perwira tinggi dengan pangkat jenderal. Jenderal TNI lulusan Akademi Militer tahun 1997 ini berhasil membuktikan kemampuannya di TNI melalui catatan karier yang moncer. Tak hanya menjadi kebanggaan bagi diri dan keluarga, prestasi tersebut juga membanggakan rekan-rekan seangkatan. Berikut tiga jenderal TNI lulusan Akmil 1997 dengan karier moncer, sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber, Rabu 22/3/2023 1. Brigjen TNI Rudy Saladin Brigadir Jenderal TNI Rudy Saladin merupakan alumni Akmil 1997 pertama yang menjadi perwira tinggi di TNI Angkatan Darat. Sejak lulus Akmil, Rudy Saladin telah menunjukkan prestasinya dengan menjadi lulusan terbaik di angkatannya. Ia pun memperoleh penghargaan Adhi Makayasa sekaligus Tri Sakti Wiratama. Pada 2022, Rudy mendapat promosi menjadi perwira tinggi. Ia naik pangkat dari kolonel infanteri menjadi brigadir jenderal atau jenderal bintang satu. Ia juga ditunjuk sebagai Komandan Resor Militer 061/Suryakancana. Hal ini berdasarkan Surat Keputusan Jabatan Nomor 66/I/2022 tanggal 21 Januari 2022 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan Dalam Jabatan di Lingkungan TNI yang ditandatangani Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa kala itu. Sebelumnya, Rudy pernah menjabat sebagai Komandan Korem 074/Warastratama 2021-2022, Asops Kodam VI/Mlw 2018-2019, Komandan Brigif Mekanis Raider 6/Tsb 2017-2018, dan Sespri Kasad 2016-2017. Pada 2019-2021, pria kelahiran 17 September 1975 ini dipercaya sebagai Ajudan Presiden RI. 2. Brigjen TNI Achiruddin Menyusul rekan seangkatannya sesama alumni Akmil 1997, Brigadir Jenderal TNI Achiruddin juga mendapat kenaikan pangkat dari kolonel infanteri menjadi brigadir jenderal pada tahun 2022. Sejak November 2022, Brigjen TNI Achiruddin dipercaya untuk menjabat sebagai Wakil Komandan Jenderal Kopassus Wadanjen Kopassus. Promosi ini berdasarkan Keputusan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor Kep/1122/XI/2022 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan Dalam Jabatan di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia yang ditetapkan 4 November 2022. Pria kelahiran 15 November 1975 ini pernah menduduki sejumlah posisi strategis sebelumnya. Ia dipercaya sebagai Danrem 052/Wijayakrama 2022, Danrem 074/Warastratama 2022, Pamen Denma Mabesad 2021-2022, Dan Grup A Paspampres 2019-2021, serta Asintel Danjen Kopassus 2018-2019, Salah satu momen menarik dalam catatan kariernya adalah ketika ia memberikan bendera merah putih kepada Ustaz Abu Bakar Baasyir, pimpinan Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki. Bendera tersebut dikibarkan dalam peringatan HUT ke-77 RI, yang menjadi upacara pengibaran bendera merah putih pertama sejak berdirinya Ponpes Al-Mukmin Ngruki. Saat itu, Achiruddin menjabat Danrem 074/Warastratama Solo, Jawa Tengah. 3. Brigjen Edwin Adrian Sumantha Brigidir Jenderal Edwin Adrian Sumantha adalah lulusan Akmil 1997 yang mendapatkan pangkat bintang satu pada Januari 2023. Hal ini berdasarkan Keputusan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor Kep/48/I/2023 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan Dalam Jabatan di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia yang ditetapkan Panglima TNI Yudo Margono pada 16 Januari 2023. Dalam mutasi tersebut, Edwin menjadi satu dari 52 perwira berpangkat kolonel yang pecah bintang menjadi brigadir jenderal. Seiring dengan hal itu, Edwin diangkat menjadi Kepala Biro Humas Setjen Kemhan RI. Sebelumnya, Edwin merupakan Danmen Candradimuka Akademi TNI sejak 2022. Pria kelahiran 23 Oktober 1975 ini mengawali karier militernya di kesatuan infanteri Korps Baret Merah atau Kopassus. Ia pernah dipercaya sebagai Pabandya Lid/Gal Sintel Kopassus, Danyon 31 Grup 3 Kopassus, Dandenpampri Presiden RI Paspamres. Pada 2017-2018, Edwin menempati posisi Dandim 0501/BS Jakarta Pusat Kodam Jaya, yang dilanjutkan dengan menjadi Ajudan Wakil Presiden RI 2018-2019. Rahmi Rizal-Litbang MPI SININews Februari 25, 2018 Tidak ada komentar. PRABUMULIH - Polsek Cambai Kota Prabumulih pimpinan Ipda Gharasa Zahra Zahira S. Trk berhasil melakukan ungkap kasus pencurian / jambret terhadap korban seorang perempuan yang bekerja sebagai honorer Pemkot Prabumulih yang bernama Apriliani Eka (25 tahun) warga jalan Gagak Kelurahan Sukajadi- Perjalanan karier Kolonel Infanteri Priyanto turut disorot menyusul keterlibatan dirinya dalam kasus pembuangan jasad sepasang remaja yang menjadi korban kecelakaan di wilayah Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, ke Sungai Serayu di wilayah Banyumas, Jawa Tengah, pada Rabu 8/12/2021. Lulus dari Akademi Militer Akmil pada tahun 1994, Kolonel Priyanto dipercaya sebagai Komandan Kodim Dandim Gunungkidul, DIY, di bawah satuan Kodam IV/Diponegoro yang bermarkas di Semarang, Jawa Tengah, pada tahun 2015 hingga 2016. Kemudian, ia dipromosikan sebagai Inspektur Utama Umum Inspektorat Kodam IV/Diponegoro pada April 2019, dan pangkatnya pun naik dari letnan kolonel menjadi kolonel. Terakhir sebelum kasus ini mencuat, Kolonel Priyanto menjabat sebagai Kepala Seksi Intel Komando Resor Militer Korem 133/Nani Wartabone, Gorontalo, di bawah Kodam XIII/Merdeka, kini, seluruh pangkat dan jabatan Kolonel Priyanto ibarat selembar kertas yang disodorkan ke perapian. Ia kini sudah ditahan, dan sedang menjalani proses hukum. Kolonel Priyanto ditangkap pada 23 Desember 2021 di tempatnya berdinas sebagai Kepala Seksi Intel di Korem 133/Nani Wartabone di Gorontalo. Dia kemudian ditahan di Pomdam XIII/Merdeka, Manado. Perkara kasus Kolonel Inf Priyanto kini telah dilimpahkan ke Pusat Polisi Militer AD di Jakarta. Hal itu karena Kolonel Priyanto berstatus sebagai perwira Kapuspen TNI Mayjen Prantara Santosa, Kolonel Priyanto dan dua anggota TNI berpangkat kopral dua itu tengah menjalani proses Polresta Bandung melimpahkan penyidikan pada Rabu 22/12/2021 dalam insiden kecelakaan lalu lintas di Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung pada Rabu 8/12/2021, Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa telah memerintahkan penyidik TNI dan TNI AD serta Oditur Jenderal TNI untuk melakukan proses menyebutkan, ketiga oknum TNI AD itu melanggar UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya, antara lain Pasal 310 ancaman pidana penjara maksimal 6 tahun dan Pasal 312 ancaman pidana penjara maksimal 3 tahun.Selain itu, tiga anggota TNI AD itu juga melanggar KUHP Pasal 181 ancaman pidana penjara maksimal 6 bulan, Pasal 359 ancaman pidana penjara maksimal 5 tahun, Pasal 338 ancaman pidana penjara maksimal 15 tahun, Pasal 340 ancaman pidana penjara maksimal seumur hidup.Jenderal bintang dua ini menegaskan, selain akan lakukan penuntutan hukuman maksimal sesuai tindak pidana-nya, Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa juga telah menginstruksikan Penyidik TNI dan TNI AD serta Oditur Jenderal TNI untuk memberikan hukuman tambahan."Hukuman tambahannya berupa pemecatan dari dinas militer kepada tiga oknum anggota TNI AD tersebut," kata diketahui, Kolonel Priyanto berada di dalam mobil jenis Isuzu Panther warna hitam bernomor pelat B 300 Q, bersama Kopral Dua Dwi Atmoko anggota Kodim Gunungkidul/Kodam Diponegoro, dan Kopral Dua Ahmad Sholeh anggota Kodim Demak/Kodam Diponegoro.Sehari sebelumnya, Kolonel Priyanto baru selesai mengikuti kegiatan evaluasi bidang intel dan pengamanan di tubuh TNI AD, yang berlangsung pada 6-7 Desember 2021 di mendapat izin dari atasannya untuk menegok keluarganya di Kalasan, Kabupaten Sleman, DIY, Kolonel Priyanto pun berangkat bersama dua anggota TNI dengan pangkat yang lebih rendah bertiga menempuh jalur darat dari Jakarta menuju Yogyakarta. Rabu sore, saat berada di jalur lintas Nagreg-Limbangan, wilayah Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tepatnya di dekat pom bensin Pandai, mobil mereka menabrak sepasang remaja bernama Handi Saputra 16 tahun dan Salsabila 14 tahun.KronologiKolonel Inf Priyanto semasa bertugas. Foto IstimewaPada 3 Desember 2021, lima hari sebelum kasus kecelakaan itu, Kolonel Inf Priyanto berada di Jakarta, mendapat perintah dari atasannya, yakni Komandan Korem 133/Nani Wartabone, untuk mengikuti kegiatan evaluasi bidang intel dan pengamanan di tubuh TNI AD, yang berlangsung pada 6-7 Desember mengikuti kegiatan itu, Priyanto kemudian meminta izin ke atasannya untuk menengok keluarganya di Jawa keesokan harinya, Rabu 8/12/2021, berangkatlah Priyanto melalui jalur darat, dengan mengendarai mobil jenis Isuzu Panther warna hitam bernomor pelat B 300 Q, bersama Kopral Dua DA anggota Kodim Gunungkidul/Kodam Diponegoro, dan Kopral Dua Ahmad anggota Kodim Demak/Kodam Diponegoro.Handi Saputra semasa hidup. Foto FacebookRabu sore, saat melintas di jalur lintas Nagreg-Limbangan, wilayah Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tepatnya di dekat pom bensin Pandai, mobil mereka menabrak sepasang remaja bernama Handi Saputra 16 tahun dan Salsabila 14 tahun.Kedua remaja itu tak sadarkan diri usai tertabrak. Priyanto, Kopda DA, dan Kopda Ahmad, lantas mengangkut jasad kedua remaja itu ke dalam mobil para warga yang mengerumuni, tiga oknum anggota TNI AD itu mengaku akan membawa dua remaja itu ke rumah sakit. Seraya menyampaikan itu, mereka melarang warga untuk ikut mengantarkan korban ke rumah itu menimbulkan kecurigaan warga, hingga akhirnya seorang warga memotret tiga oknum TNI itu diam-diam saat membopong korban ke dalam Saputra 16 dan Salsabila 14, sejoli remaja yang ditabrak dan dibuang ke sungai oleh 3 anggota TNI AD di Nagreg. Foto FacebookTernyata benar, di tengah jalan, sepasang kekasih itu dibuang ke aliran Sungai Serayu di Banyumas. Mereka baru ditemukan tiga hari kemudian, yakni pada Sabtu, 11 Desember Handi Saputra sendiri diduga kuat masih hidup saat tubuhnya dicampakkan ke sungai oleh tiga anggota TNI AD hasil pemeriksaan Biddokes Polda Jateng, ditemukan adanya saluran pernapasan dari paru-parunya saat ia dibuang."Hal ini menunjukkan saat dibuang dia Handi dalam keadaan hidup atau tidak sadar," kata Kepala Biddokkes Polda Jawa Tengah Kombes dr Sumy Hastry Purwanti, Kamis 23/12/2021."Jadi, laki-laki itu Handi meninggal dunia karena tenggelam dan bukan karena luka di kepalanya karena luka di kepala tidak mematikan," sambung dr Salsabila dibuang ke sungai dalam keadaan sudah Sembunyikan 'Bangkai'Kolonel Inf Priyanto semasa bertugas. Foto IstimewaSelepas menabrak dan membuang jasad sepasang remaja itu, Kolonel Priyanto masih sempat kembali ke Korem 133/Nani Wartabone, Gorontalo, tempatnya berdinas, pada Minggu 12/12/2021, dengan naik mendarat dengan selamat di Bandara jalaludin Gorontalo. Sampai di markasnya, ia sama sekali tidak menyampaikan peristiwa kecelakaan yang dialaminya di Nagreg kepada atasannya. Ia mencoba menyembunyikan "bangkai" itu alam menyingkap apa yang telah diperbuat Kolonel Priyanto dan dua teman seperjalanannya Handi dan Salsabila ditemukan warga di aliran Sungai Serayu di lokasi terpisah pada Sabtu, 11 Desember Handi ditemukan di wilayah Banyumas, sedangkan jasad Salsabila di wilayah dari Atas JembatanBelakangan terungkap, Kolonel Inf Priyanto diduga sebagai dalang perbuatan itu. Dialah yang diduga sebagai otak dari pembuangan jasad sepasang remaja tersebut dibeberkan oleh Kopda Andreas Dwi Atmoko, yang merupakan anggota Kodim 0730/Gunungkidul saat diperiksa secara intensif di Kodam IV/Diponegoro, Dwi Atmoko mengaku, setelah mobil mereka menabrak sejoli itu, ia sempat menyarankan kepada Kolonel Inf Priyanto, agar membawa sejoli itu ke rumah sakit atau minimal ke puskesmas tetapi, anjuran dari Kopda Dwi Atmoko diduga tidak diindahkan oleh Kolonel Priyanto. Dengan pangkat dan jabatannya yang jauh lebih tinggi, Kolonel Priyanto diduga menampik saran itu, dan sebaliknya ia pun mengajak dua bawahannya itu untuk membuang jasad sejoli remaja yang malang itu ke aliran Sungai Serayu di Cilacap, dalam perjalanan mereka menuju mereka membuang jasad kedua korban dari atas jembatan layaknya membuang sampah."Dibuang ke sungai Serayu dari atas jembatan," kata Kopda Dwi Atmoko dalam Kopda Dwi Atmoko, dalam proses membuang jasad sepasang remaja itu, dirinya dan Kolonel Priyanto menunggu dari luar mobil, sedangkan Kopda Ahmad Sholeh menyorongkan mayat dari dalam membuang jasad sejoli itu, Kolonel Priyanto, kata Kopda Dwi, meminta mereka untuk tutup mulut."Kolonel Inf Priyanto mengatakan agar kejadian itu jangan diceritakan kepada siapapun," ujar Kopda Dwi Kolonel Inf Priyanto sendiri diketahui berada di Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, DIY. Mereka bertiga tiba di rumah Kolonel Priyanto pada Kamis pagi 9/12/2021 sekitar pukul Dwi Atmoko dan Kopda Ahmad Sholeh hanya mampir sebentar, lalu mereka pulang ke rumah Menarik Lainnya Sandiaga Uno Ungkap Surat Cinta Istri 31 Tahun Lalu, Doa Jadi 'Pak Menteri' Terkabul Sandiaga Uno Temui Prabowo, Bahas Apa? Sandiaga Uno Sebut Edukasi dan Literasi Perlu Ditingkatkan Agar Siap Hadapi Bencana
Memilihikut Akmil Ketimbang Kuliah. Letnan Jenderal (Purn) Prabowo Subianto dilahirkan pada tanggal 17 Oktober 1951. Ketua MPR RI periode 2009-2014 itu wafat di Rumah Sakit Singapore General Hospital karena penyakit jantung yang sudah lama dideritanya. Kala itu, tak banyak kata-kata yang keluar dari Megawati Soekarnoputri, ia terlihat Infanteri 1. BASUKI SEPRIADI 2. BERKIM SITOMPUL 3. TIMBUL MANGIRING PANDAPOTAN MANURUNG 4. PERSADA ALAM 5. RUDY SANDRY 6. RUDY SALADIN 7. ENDAR SETYANTO 8. ENDI GUSWULANDRI 9. MAYCHEL ASMI 10. WILLY BRODUS ROHADI 11. BANGKIT RAHMAT TRI WIDODO 12. ACHIRUDDIN 13. CHOIRIL ANWAR 14. AGUS SUPRIYONO 15. NURDIANTO 16. FERRY IRAWAN 17. ERWIN EKA GITA YUANA 18. NAPITUPULU ARYAN BINSAR SURUNG HALOMOAN 19. RICO JULIYANTO SIAGIAN 20. PATAR MOSPA NATANAEL SITORUS 21. KHABIB MAHFUD 22. CHRISTOMEI SIANTURI 23. SJAEFUL 24. HANRYAN INDRA WIRA 25. SUSANTO LASTUA MANURUNG 26. WILSON RICHARD WANANE 27. ANDI KUSWORO 28. YUDHA DARMAWAN 29. IWAN SETIAWAN 30. ENDRA SAPUTRA KUSUMA ZR. 31. YUDHI DILIYANTO 32. YOYOK PRANOWO 33. RIKSANI 34. HENDRI 35. JOSEP TANADA SIDABUTAR 36. HARI SANTOSO 37. IBNU HUDAYA 38. KUSNUL MAROM 39. SIGIT PURWANTO 40. HENDI AHMAD PRIBADI 41. SUGIYATMONO 42. MUHAMMAD TOHIR 43. RIZA ANOM PUTRANTO 44. HASANDI LUBIS 45. ADHI GIRI IBRAHIM 46. TAMIMI HENDRA KESUMA 47. EFDAL NAZRA 48. ROY HANSEN JONGGOLAN SINAGA 49. M. HERRY SUBAGIYO 50. ANDY PARULIAN SIMANJUTAK 51. AJI MIMBARNO 52. HENDHI YUSTIAN DANANG SUTA 53. ROFIQ YUSUF 54. AMRIL HARIS ISYA SIREGAR 55. RYAN HANANDI 56. ADE DAVID 57. AGUS SULISTIYO 58. WINARNO 59. SATRIO ARIBOWO 60. BAYU JAGAT 61. PUTRA WIDYA WINAYA 62. CHARLES BINSAR PARULIAN SAGALA 63. SRIYONO 64. DEDDY WILMAN SAHATUA SITANGGANG 65. RIO AKMAL SYAHBANA 66. FRANSISKUS ARI SUSETIO 67. JAROT SUPRIHANTO 68. ENJANG 69. TRI AJI SARTONO 70. FAJAR ALI NUGRAHA 71. UYAT 72. PRASETYA DJOKO TJAHJONO SETYAWAN 73. RICHARD HARISON 74. HERMAN SUBAGYO ZEASOHAR 75. ACHMAD MARZUKI 76. BUDIAWAN BASUKI 77. M. SYAIFUL KUSTIAWAN 78. SINGGIH PAMBUDI ARINTO 79. MUSTAKIM 80. BUDI YUWONO 81. PUJI HARTONO 82. KRIDO PRAMONO 83. AULIA FAHMI DALIMUNTE 84. SETYO BUDI WIBOWO 85. ONY KRISTIYONO GOENDONG 86. JAMALUDDIN 87. IMAM PURNOMO HADI 88. RYAN HERYAWAN 89. PURNOMO SIDI 90. ANDRIANTO 91. UCHI CAMBAYONG 92. DARMAWAN SETIADY 93. LUHUT BERNANDUS SIDABARIBA 94. AKATOTO 95. SANSAN ISKANDAR 96. INDARMAWAN 97. ADI JIWA HUSADA SURBAKTI 98. EFRAN HERRIYANTO 99. HERI BUDI PURNOMO 100. LEONARDO SEBASTIAN 101. ARMOND TURNIP 102. ROBBY SURYADI 103. DENI GUNAWAN 104. DADI SUTANDI 105. ADVENTINO KRISMADI 106. YUDHA AIRLANGGA 107. MUHAMMAD ALI ARIFIN 108. MOHAMMAD SJAHRONI 109. ALIYATIN MAHMUDI 110. IRHAMNI ZAINAL 111. ARIES DWIYANTO 112. DODI HARYANTO 113. AHMAD FIKRI MUSMAR 114. CHANDRA ATMAJA HS. 115. MOCHAMAD ARIEF GUMELAR 116. BINSAR JUNIANTO SIMANJUNTAK 117. MOKHAMMAD ALBAR 118. ZAINUZ ZUHRI 119. MUHAMMAD AKBAR 120. RACHMAD WIJAYA 121. JEFFRY ANTONIUS BOJOH 122. DIDIK PURWANTO 123. AGUS ISROK 124. HENDRA DAVID SITOMPUL 125. GUN GUN GUNAWAN 126. I KETUT WIDANIA 127. RICKY NOVA 128. AGUS TATIUS SITEPU 129. ZAIFUL RAKHMAN 130. BUDI PRASETYO 131. RADEN TRI PUDIYASTOMO 132. ARI SUDARSONO 133. ARIF SUSANTO 134. DANNIE HENDRA 135. EKA OKTAVIAN WAHYU CAHYONO 136. BOYKE SUKANTA TARIGAN 137. IDRIS HASAN 138. BUDI RAHMAWAN 139. DANIEL AGUNG ARISANTO 140. IMAN FIRMANSYAH 141. ADEK CHANDRA KURNIAWAN 142. YUDA RISMANSYAH 143. ZUSNAN HADI HUDAYA 144. MORDECHAI TRIYANDONO 145. FAIZAL RIZAL 146. DWI KRISTIYANTO 147. ELVIN TIOMADA SARAGI 148. AUDY MERCYANO KALANGI 149. DENNY MARANTIKA 150. NICO REZA HARDIMANSYAH 151. WAHYU DILI YUDHA IRAWAN 152. DONALD ERICKSON SILITONGA 153. THARIQ ZIAT 154. BOBBIE TRIYANTHO 155. JAMALUDIN 156. ROBY BULAN 157. HERWIN RIZAYAN ISZAL 158. RAHMAD BASTIAN Kavaleri 1. IFAN HERDIONO 2. YUDI PRASETIO 3. I MADE BAGUS SURAPUTRA 4. DEDI SAFRUDIN 5. DWI IRBAYA SANDRA 6. BERTO SABAR PAIMAON CAPAH 7. HARY MULYANTO 8. ARI PRAMANA SAKTI 9. SUMATRI HARSONO 10. ZUBAEDI 11. RIZKI INDRA WIJAYA 12. I GEDE MASA 13. HANDYANSYAH 14. PEMUDA LEONARDI GINTING 15. AGUS WALUYO 16. CECEP TENDI SUTANDI 17. DIDIK PURWANTO 18. SINDHU HANGGARA 19. KAPTI HERTANTYAWAN 20. HENDRA SETIAWAN NURYAHYA 21. MARSITO SEBAN 22. TENGKU RONY RONFIKA ARMED I MADE GEDE ANTARA ANANG KRISNA INDRA KUMARA ALVIN DARMAWAN SUKARDI YUSUF MAULANA YOGO WIDIATMOKO GUNAWAN IMAM HARYADI AS JOHANES TOAR PIOH BRANTAS SUHARYO G. I GUSTI AGUNG PUTU SUJARNAWA HERI BAYU WIDIATMOKO ADI NUGRAHA FERDINANS HASUDUNGAN SIAGIAN ERLAND HENDRIATNA ADEKSON HENDRA PESIRERON HENDRO SETYADI WAHYU WIDODO BENY HENDRA SUWARDI KUS FIANDAR YUSUF ERI HADI SYAIFUL IFIEN ANINDRA EDMUND GULTOM COSMAS PRAMUDHITO WIDODO NOER UTOMO YUNIAR DWI HANTONO STEVIE JANTJE NUHUJANAN ARHANUD IGNATIUS WAHYU JATMIKO BUDI LAKSANA YULIAN ISKANDAR EDI NUGROHO MOH. RANTAWAN KUSUMA GTH. HASTO RESPATYO MOKH. IBNU SUKELAN OSMAR SILALAHI ENDRO NUR BANTORO HENDRA GUNAWAN WACHYU DWI HARYANTO ALBERT MOHAMMAD ESRA HERI HARTOMO HARY SASONO UTOMO JAN PITER P. GURNING LUMBAN MALAU CANDY CHRISTIAN RIANTORY SUDRAJAT RUDI RAGIL SANG PUTRA BANGUN MANAHAN LAURENSUS ZENI 1. BUDI PAMUDJI 2. COSMAS MANUKALLO DANGA 3. CAHYADI AMPERAWAN 4. MOHAMMAD ANDHY KUSUMA 5. TOMMY ARIEF SUSANTO 6. YUDIL HENDRO 7. SLAMET SANTOSO 8. MOHAMMAD ALFIANTO 9. GUNAWAN YUDHA KUSUMA 10. ASEP SUGIHARTO 11. SRI HARTONO 12. UBAIDILLAH 13. ASEP RAHMAT SUKMANA 14. MUHAMMAD LEO POLA ARDIANSA 15. ACHMAD YUSSA 16. PRIYO SAMBODO 17. MOHAMMAD LUTHFI 18. RICKY ARIE SANDIE CAJ 1. CHARLES SIMAMORA 2. DHANANG ARYA HANDHOKO 3. CECEP KOMARUDIN YUSUF 4. IRFAN ILHAMSYAH 5. RUDI PRIYANTO 6. YURI SANDRA 7. BAYU HENDRATNA 8. DODI MULYADI 9. TAUFIK 10. NUR CAHYONO 11. M. YUSUF NASUTION 12. SURADI 13. ANTONY TAMBUNAN 14. CATUR PRIHARTANTO 15. ARIEF HIDAYAT 16. IRMAWAN 17. ADIANSYAH DAHLAN CBA 1. JON SUMARDI 2. MOHAMMAD RIZAL S. 3. TRIJOKO SULISTIO 4. BENNY MUTIHA TAMPUBOLON 5. VICTOR HAMONANGAN ANTONIUS 6. DIAN BAGAS PRIYO IRIANTO 7. AMRI SOLIHIN 8. MARKUS IRWAN PURNOMO 9. RUDIAR RASMONO 10. KOENCORO YUDHO 11. AGUNG PRASETYA 12. MULIA PUTRA 13. JOIS HERWIBISONO 14. DARWIN 15. TIMOR RANTO 16. PARLIN HAMONANGAN 17. SENA NUGRAHA 18. RULLY KUSUMA JAYA 19. HAMDI WIBOWO 20. ILHAM RUSYIDI 21. USEP RAKHMAT 22. ARISON SELAMAT HALOMOAN SIDABUTAR 23. BAMBANG PANJI PRIYANGGODO 24. ERWIN KOERNIANTO NOTO KOESOEMO 25. AGUS KOSASIH 26. PUTRA BUNGSU USMAN CPM 1. TUGINO 2. ZULKARNAIN 3. MUHAMMAD FAISAL AMIN LUBIS 4. DANIEL PRAKOSO 5. JOHNY PAUL JOHANNES PELUPESSY 6. ANGGIAT NAPITUPULU 7. FANCISCUS XAVERIUS ARNANTO PRASETYO 8. MUHAMAD NATSIR 9. KARTI AMYUS 10. REZA MUHAMMAD HUSEIN NASUTION 11. SUDARSONO 12. DIDIN SOFYANNUDIN 13. OTTOW RESALINO MANIAGASI CPL 1. WAWAN SETIAWAN 2. YULIAN AMIR 3. RONI SARI SIMATUPANG 4. NUNUNG BACHTIAR AJI 5. ADOLF SURUNG SIMANJUNTAK 6. ARIF ABDILLAH 7. ERWIN GOMGOM HAMONANGAN HASUGIAN 8. RIZKY MUGIA PRIATNA 9. ANTONIUS HERMAWAN 10. HERI PURWANTO 11. TOGI PANDAPOTAN MANIHURUK 12. JOTO WIROTOMO MARPAUNG 13. VIVIK ZULFIKAR 14. ANDI EDWIN MUFIANDI 15. DEDDY KURNIA HARAHAP CHB 1. TOTO KUSWANTO 2. SANDY MAULANA PRAKASA 3. EDWIN ADRIAN SUMANTHA 4. SI GEDE PUTU ANOM KARTIKA 5. DHENI SETYO ANGGORO 6. SRI SADONO 7. WAHID IBNU SUTOPO 8. DIDIN ZAENUDDIN 9. SASMITO 10. I GUSTI NGURAH KETUT PURNAWAN 11. RUDY PAMUNGKAS SANTOSO 12. DEDDY IRIANTO 13. KOMARA MANURUNG 14. MUHAMMAD RIJAL CKU 1. DICKY PURNAMA HAEDI 2. FAJAR WIBOWO SUPRI HARYANTO 3. AGUNG ARISTINO 4. DODY HANANTO 5. ARIF EFFENDI 6. BANGUN PANDAPOTAN HUTAJULU 7. SUDAJAT AGUNG SETIAWAN CTP 1. MOH. KHOIRUL HADI CHK 1. IGA KALARINGGA JAMBOSE 2. HENDRY MAULANASebabIndonesia, kata almameter Akmil tahun 1997 ini, merupakan salah satu negara yang menjunjung tinggi norma-norma peraturan, maupun hukum yang sudah berlaku. “Ada program khusus di TMMD, namanya program Masdarkum.
GustiNoeroel juga didambakan oleh Kolonel GPH Djatikusumo, salah seorang prajurit militer. Yang menarik adalah mantan Presiden Soekarno yang juga tertarik dengan Gusti Noeroel namun konon kalah bersaing dengan Sutan Sjahrir.[3] Tokoh negara lainnya yang mencoba meminang Gusti Noeroel adalah Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang memiliki 9 orang
JejakKarier Mayjen TNI Iwan Setiawan, Akmil 1992, Ekspedisi Everest 1997, Pendaki gunung tertinggi di dunia yang tergabung dalam Ekpedisi Everest